Ocehan-ocehan saya :)

Friday, October 18, 2013

Berdamai dengan musuh terbesar

Bagi yang ngikutin blog ini dan kenal gw secara personal, mungkin tahu kalau 2013 itu bukanlah tahun yang mudah buat gw. Keterpa badai dan angin di hidup ini itu biasa, tapi di awal tahun 2013, gw kena tsunami besar-besaran dan gw hancur berantakan. Orang yang kena tsunami secara harafiah itu ada 2 kemungkinan: die or survive. I didn't die, and people say: what doesn't kill you, only makes you stronger. Dan setelah berbulan-bulan hancur, marah, putus asa, akhirnya gw mulai melihat titik terangnya, yang bisa bikin gw semakin kuat. 

Ini bukan mau ngasih motivasi atau inspirasi ke siapapun, gw cuma simply ceritain pengalaman pribadi gw aja. 

They say, only time can heal you. Itu benar. Kita gak bisa "maksain" apapun. Saat kita lagi down, orang suruh kita "cari" distraction, baik itu kerja, jalan-jalan, atau pacar baru. I tried to do that, kerja gila HANYA UNTUK distract myself, jalan-jalan HANYA UNTUK distract myself. Hasilnya? Kerjaan ga beres, jalan-jalan ga enjoy. Malah gw dicomplain sama client/temen jalan-jalan kita. 

Saran gw adalah: terima saja. Admit that you made a mistake. Larutlah di dalam penyesalan dan kesedihan kalau memang perlu. Di saat seperti ini, biasanya orang yang paling dibenci dan disalahkan bukannya orang yang telah menyakiti hati gw, bukan juga Tuhan, bukan juga teman-teman yang menghibur gw baik itu tulus maupun pura-pura. Orang yang paling gw benci adalah: diri gw sendiri. Dan ketika gw berdamai sama diri gw sendiri, gw baru bisa berdamai sama segala sesuatu yang ada di sekeliling gw. 

Meski ini adalah "between me and myself",gw bisa minta bantuan orang-orang sekitar. Gw bisa minta bantuan Tuhan secara langsung, minta bantuan "pembimbing rohani" untuk didoain dan diberi wejangan, atau minta temen-temen gw yang konyol untuk bikin gw ketawa. 

Dan ketika gw gak lagi ngerasa tertohok di hati ketika mengingat/mendengar penyebab luka hati itu, ketika gw bisa menerima kekalahan, memaafkan diri sendiri, hal-hal baik barulah bisa terjadi. Hal-hal baik itu bukannya baru terjadi, tapi sebenarnya udah ada dari sananya, tapi gwnyalah yang bisa menerima mereka kembali. Matahari masih terbit tepat waktu setiap harinya, kok. 

Saat tahun 2013 ini belum berakhir aja, gw langsung ngecap kalau tahun ini bisa jadi salah satu tahun terburuk di kehidupan gw. Tapi  hey, mungkin ini juga salah satu tahun terbaik di hidup gw. Tahun ini, gw ambill loncatan besar di karir gw. I will highlight 2013 and write down "THE YEAR I LEFT MY JOB AND BECOME FULL-TIME FREELANCER". Tahun ini pertama kalinya gw trip ke luar kota sama sahabat-sahabat gw. Tahun ini, pertama kalinya gw ngeliat Jay Chou konser di Jakarta. Tahun ini pertama kalinya gw menerjemahkan buku, dan lain-lain yang mungkin sudah terlupakan tapi meninggalkan bekas manis di hati dan benak gw. 

Apakah gw bersyukur gw kena tsunami? Jujur aja, belum bisa. Apa gw berharap tsunami itu tidak pernah terjadi sama sekali? Nggak juga. Tapi, apakah semua itu penting? Itu semua udah terjadi dan sudah berlalu, meskipun terdengar sangat klise, lebih baik gw fokus sama saat ini dan masa mendatang. Satu hal yang pasti, karena gw udah pernah kena tsunami, maka badai-badai kecil mungkin bisa dihadapi dengan lebih siap dan kuat.

Rumah gw yang hancur kena tsunami udah dibangun kembali 70%. Kalo proses renovasinya udah selesai, mungkin rumah itu bisa 2 kali lebih besar dan lebih indah daripada sebelum kena tsunami. Amin.... 

Bless you

Cindy

Wednesday, October 9, 2013

Tourists vs Travelers

"Tourists don't know where they've been, travelers don't know where they're going." ~ Paul Theroux

Keluarga gw ga bisa dibilang kaya raya, tapi Puji Tuhan, bokap gw tahu cara enjoy life dengan uang yang dia punya. Dari sejak gw umur 3 tahun sampai menjelang krismon tahun 1998, hampir tiap tahun gw pergi ke luar kota maupun negeri, termasuk ke Eropa dan Amerika! Gw masih amazed kalau ternyata gw pernah pergi ke 2 tempat itu, yang sekarang kalau dibayangkan harganya, hiiy... rasanya fantastis banget.

Rumah kami biasa-biasa aja, mobil di rumah termasuk mobil "sejuta umat", bonyok hidup sederhana, tapi kami udah pernah ke banyak tempat, dan itu sebuah kebanggaan sendiri buat gw.

Sehabis krismon, kami ga pernah pergi jauh-jauh, yang terjauh mungkin Melbourne dan Beijing, itu pun karena kedua anak kuliah di sana. Sisanya, traveling cuma sebatas Singapura, Malaysia, dan dalam negeri. Tapi itu pun menyenangkan koq! :)

Sekarang banyak orang yang jadi "full time traveler" atau "travel writer", seru yah! Gw juga pengen banget, tapi belum bisa sampai ke sana karena gw masih banyak "alergi", dan masih kebiasaan malas-malasan dan bangun siang, apalagi kalau hotelnya enak! Yang jelas, gw bukan tergolong pelancong yang "turis banget" karena:
1. Gw ga begitu suka beli souvenir macam kaos, magnet, dan gantungan kunci.
2. Gw peduli akan budaya dan kebiasaan lokal, bukan cuma menelan apa yang tersedia dalam itinerary mentah-mentah (dan lupa blas setelah beberapa hari).
3. Gw foto-foto seperlunya aja, dan kalau udah gw rasa cukup, gw simpen kamera HP gw dan enjoy pemandangan/keadaan. (although gw mengakui, sejak punya gadget baru, gw jadi lebih terobsesi dengan foto-foto).
4. Gw don't mind kalo ga pergi ke tempat "must see"-nya (kalo gw emang ga minat-minat amat), gw lebih suka ngelakuin sesuatu yang "local". Waktu gw ke Batu, gw lebih prefer bantuin di pasar daripada masuk ke tempat wisata.
5. Gw HARUS cobain semua makanan wajib, terutama yang ga bisa gw temukan di tempat lain. Gw berusaha keras untuk ga pilih-pilih makanan. Waktu di Dalian, China, gw makan cumi terus, padahal biasanya gw ga doyan. Hehe...
6. Gw harus ngobrol sama orang local, atau sesama turis dan share apa kesan gw terhadap tempat itu.
7. Di China, gw harus cobain setiap bir lokal. Di Indonesia, gw cobain kopi/soto/bakmi lokal.

etc etc...

Entry ini untuk mengakhiri "traveling season 2013" gw. Sepanjang tahun ini, gw 2x trip besar ke luar negeri (Thailand and China), dan 2x trip kecil (Malang and Makassar). Gw pergi dengan orang yang berbeda-beda dengan pengalaman yang berbeda-beda pula. Sampe sekarang sih, belum ada rencana traveling lagi sampai akhir tahun ini, but we'll see... Sometimes opportunity comes unexpectedly.

Abis ini, mau tulis tentang Makassar! It was a fun trip. :)

CK

Wednesday, September 18, 2013

Sweeeeet September

Guilty pleasure gw selain indomie dan teh botol adalah: ngeluh. 

Gw benci denger orang ngeluh. Dan kadang kalau gw ga sengaja "ngeluh", gw suka menampar diri sendiri secara imajiner. 

Tapi bo... rasanya... pengen banget ngeluh... Kayak makan indomie dan minum teh botol. Gampang didapet, enak rasanya, tapi efek sesudahnya yang ga enak. Yang paling ga enak adalah, rasa bersalahnya itu. 

Sekarang yang gw pengen utarakan (bukan keluhkan loh ya), adalah betapa sibuknya diriku. 
(some may say: yeee.. emang situ doang yang sibuk? semua orang sibuk juga kali.)

Well, iya, gw emang bukan orang paling sibuk di dunia, dan gw sebel kalo ada orang yang berlagak rasanya dia orang tersibuk di dunia. Tapi again, gw cuma mo mengutarakan what's going on with me lately.

I got a new teaching job and I'm loving it!!! I already have some regular students yang cuma dateng pas jam-jam gw doang. I feel the love! Ngajar berjam-jam (ada beberapa hari di mana gw ngajar Bhs Indo paginya, trus lanjut Bhs Mandarin) itu sih gak nyapein fisik, tapi nyapein otak dan mulut jadi kering banget. This job requires me to go home late almost every night. Pulang-pulang ke rumah rasanya cuma pengen mandi dan bleg tidur. Terkadang sih curi-curi makan. Hahaha... 

Karena jadwal yang cukup aneh ini, pekerjaan translate kemaren jadi sempet terbengkalai... :( karena gw cuma jadi ada waktu di pagi/siang hari, sedangkan di pagi hari, otak belom ON. Rasanya ga efektif banget ngerjainnya. Tapi kalau malam hari.... udah ga ada tenaga.

I have my own business card for networking purposes. :))) Designed by the talented Mr. Edo Huang. Hope it brings me a lot of business!!!

Next: translation workshop! Excited.

September, you've been sweet

Sunday, September 1, 2013

Last Quarter of 2013!

Horeee... udah September! Akhirnya, tahun buruk ini sudah berjalan 3/4nya dan tinggal 1/4 lagi sampai ke tahun yang baru! How's your 2013 so far? Meski gw banyak ngeluh dan banyak "kesandung" di tahun ini, tapi gw tetep berusaha untuk bersyukur. Kadang kalau lagi down banget, gw sampe bisa mikir, "apa sih yang bisa disyukuri?" --- Geblek ya? Tentu saja banyak! Punya mata yang bisa ngelihat aja itu satu hal yang amat, sangat bisa disyukuri, belum lagi 1001 hal lainnya yang patut disyukuri. :)

How was my August?

Gw cuma kerja setengah bulan di bulan Agustus. Which means, gw harus berhemat di bulan September. #nasibFreelancer. Tapiii... Gw seneng ada 1 klien baru, yang juga adalah teman baik gw, yang minta gw untuk nulis semacam "company profile"-nya dia di website yang baru akan dia luncurkan. I feel so honored!

Kerjaan berbanding terbalik dengan hedon. Setelah beria-ria di Jatim di awal bulan, gw banyak ketemu temen-temen Jakarta dari berbagai social circle. Karena saat itu lagi musim libur, jadi jalanan sepi, temen-temen juga lebih ada waktu.

Di bulan ini, gw juga membuat sebuah keputusan penting yang akan mengubah hidup gw. Baru buat rencana aja sih, nanti eksekusinya mudah-mudahan bisa di 2014.

My Mood

Tetap seperti roller coaster. Bukannya gw yang labil, tapi karena emang banyak keadaan yang bikin hati cenat-cenut. Intinya, ini adalah latihan kedewasaan gw dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Di bulan ini gw banyak harus menghadapi orang-orang yang tadinya biasa aja, namun tiba-tiba ada "something" yang bikin keadaan jadi aneh. Dengan egoisnya, gw kesel dalam hati, "duhh.. kenapa harus begini sih?" Tapi... memang keadaan ga bisa selalu sesuai kemauan. Bahkan most of the time, banyakan ga sesuainya daripada sesuainya.

Meanwhile in September...

September is going to be a super busy and exciting month for me! Karena akan ada gig baru (ngajar), dan gw akan ikut workshop penerjemahan tanggal 22-28. Detail nanti aja kalau udah selesai :)

September will be a no-travel month for me. Gw bakal saving buat liburan kecil di awal Oktober. Speaking of savings...

Mulai bulan September, gw akan lebih bertanggung jawab lagi soal keuangan gw. Thanks buat temen-temen yang udah "tercerahkan" secara finansial terlebih dahulu, mereka bersedia membagikan sedikit ilmu dan pengalamannya kepada gw. Gw berjanji, di bulan ini gw akan lebih hati-hati dan cermat dalam memakai uang gw. Let's see apa yang akan gw raih di akhir bulan pertama.

Baguslah gw bakalan sibuk. Gw sering bilang, "What's life without a little bit of drama?" Tapi sekarang, please, kurangin dulu dramanya!

Selamat menjalani sisa 2013 dengan hati yang gembira dan tubuh yang sehat!

C

Tuesday, August 20, 2013

Comfort Zone: The Place I Want To Be

Setelah "Passion", keyword yang paling sering muncul dalam gombalannya motivator adalah: step out from your comfort zone. Unlike "passion", di mana gw setuju tentang pernyataan: follow your passion,  kali ini gw ga setuju dengan ajakan untuk senantiasa keluar dari comfort zone.

Kenapa kita harus keluar dari comfort zone? Seolah itu adalah zona yang mengerikan. Lho? bukannya kebalikannya?

Para motivator beralasan kalau comfort zone bisa bikin kita males dan tidak produktif, maka dari itu, kita harus senantiasa keluar dari zona nyaman untuk memberi tantangan pada diri sendiri.

Yang setuju katakan amin, yang ga setuju katakan bullshit.

"Bullshiiiiit..."

Kalo lo ada di uncomfort zone, apa lo bisa kerja dengan maksimal? Apa lo bisa happy maksimal? Contohnya... Gw tipe orang yang kalau kerja harus heniiiiing. Dengan begini, berarti gw dihadapkan pada dua pilihan, yaitu: membiasakan diri dengan kebisingan, atau mencari waktu hening untuk bekerja. For me, gw akan lebih senang, happy, dan produktif jika bisa kerja di tempat yang hening. Kalau ada yang menghimbau gw untuk keluar dari comfort zone dan membiasakan diri dengan kebisingan, wah... no thanks deh. Karena itu akan jadi extra work for me. Tadinya yang cuma harus get the work done, jadi harus membiasakan diri di kondisi tidak nyaman + get the work done.

Sekarang gw ini lagi ada di uncomfort zone gw yang banget-banget. Setiap hari gw complain dan gw yakin udah banyak yang eneg, termasuk diri gw sendiri. Gw ga mau membiarkan diri sendiri terus menerus berasa tersiksa. Alhasil, gw struggle, dan terus berjuang untuk mencapai comfort zone gw. Surga di bumi ini.

Ya iyalah, ada yang enak, ngapain susah? :P

Beberapa orang mungkin akan berkomentar: yah elo enak, bisa gini gitu gini gitu. Kita stuck di uncomfort zone bukannya mau menantang diri, tapi terpaksa. Untuk ini, gw punya pesan yang berlawanan dengan motivator: hai kawan, keluarlah dari uncomfort zone-mu, segera!

Tapi, apapun keadaan kita, baik di comfort zone maupun di uncomfort zone, jangan lupa quote terkenal ini (yang gw ga tau sapa yang buat): "Jadilah cukuplah puas untuk tahu bersyukur. Jadilah tidak cukup puas untuk selalu mencari yang lebih baik".

Bless you all :)

C

Saturday, August 10, 2013

Jatim Ciamik!

Akhirnya balik lagi ke Jakarta setelah 9 hari melanglang di Jatim (Batu, Malang, Surabaya). Banyak hal menyenangkan yang terjadi di sana... Beberapa udah gw post di twitter gw... mengenai how my uncle and aunt run their shop at local market, mengenai lucunya local TV yang bernama JTV (Jatim TV), dan yang terakhir, di mana gw membuang gengsi gw dan bilang... kalau gw sebenarnya kangen Jakarta, kota yang gw benci ini.

Is it possible to hate and love something at the same time? Gw benci macet dan keruwetannya Jakarta, tetapi gw cinta rumah gw. Nginep di rumah sodara di kota sekecil Batu, namanya bukan rumah sendiri, pasti gak bisa nyaman. Kamar mandi sih ada, tapi buat mandi and "do my business" gak bakalan ada yang seenak di rumah sendiri (dan di hotel bintang 5!). Begitu sampe di rumah di Jakarta, yang gw lakukan pertama kali setelah naro koper adalah bercengkerama di kamar mandi gw. Haha...

Di Malang, gw nginep di rumah Astrid, my college roommate. Dia juga ngajak gw ke Surabaya buat ketemu temen-temen lama zaman kuliah, dan dia dengan sangat baik hati menemani gw ketemu temen-temen SBY yang dia gak kenal... Thanks ya :') Kita berdua kenal tahun 2006, saat baru pertama nyampe Beijing, kita sering main bareng, pergi traveling bareng, dan bahkan pernah tinggal sekamar selama 1 semester. Jadi, dia cukup mengenal sifat-sifat dan kebiasaan gw.

Satu hal yang membekas sampai sekarang, dia bilang kalo sekarang, gw jauh lebih sabar dibandingin dulu. Selain Astrid, ada 1 temen SBY lagi yang bilang kalo sekarang Cindy tambah kalem. Dan... ada 1 temen lagi di Beijing yang sebulan lalu ketemu bilang, sekarang Cindy lebih pendiam.

Cungguh? I guess so.

Udah ada 3 orang yang bilang gitu, dan actually gw sendiri juga menyadarinya, so... emang bener gw udah tambah sabar dan kalem kali yaaa...

Back to Jatim...

Batu
Batu sekarang udah jadi tujuan wisata, jadi udah banyak orang yang familiar sama tempat ini. Di Batu banyak theme park dan tempat rekreasi yang gw yakin pasti bagus semua. Gw gak pergi tuh ke Jatim Park ataupun BNS ataupun yang lainnya. Jatim Park 2 cuma sampe di loket depannya aja. Kenapa? Karena gw pergi sama bonyok yang nampaknya ga akan begitu enjoy kalo masuk ke dalem... Gwnya juga ga pengen-pengen amat.
Di Batu, gw banyak bantu uncle and aunt gw di pasar. Karena, hari biasa aja mereka udah sibuk, sekarang ditambah pegawai-pegawai mereka yang pulkam, jadi mereka super understaffed. Gw ga begitu bisa bantu banyak karena gw ga hafal harga-harga dan takut salah juga. Jadi gw cuma duduk manis di pojok dan jadi kasir, ngambilin kembalian.
Gw berharap ketika gw ga di pasar, gw bisa tenang di rumah dan baca buku sambil adem-ademan. Eh rupanya, rencana ini gagal total. Karena, rumah ini diapit sama beberapa masjid yang setiap hari mulai jam 3 sore udah mulai doa kenceng-kenceng sampai tarawih selesai. Apalagi pas malam takbiran... Gak bisa tidur karena loudspeaker mereka dan suara petasan-petasan. :(

Malang
Bagi orang Batu, pergi ke Malang itu dianggep ke luar kota. Emang bener sih ke luar kota. Tapi jaraknya ya paling cuma setengah jam naik mobil. Selama less than 24hrs gw di Malang, gw diajak kuliner sampai begah banget. Yang patut dicatat adalah, gw makan soto terenak seumur hidup gw di warung yang namanya Jenggot. Hoki banget karena sehari sesudah gw makan, mereka udah libur lebaran. Makanan Malang enak-enak, murah-murah. Tapi harus cepet-cepetan karena cepet banget abisnya. Di warung sate kambing tempat kita makan, mereka baru buka jam 5 sore dan kita ke sana jam 7 malem, satenya udah ampir abis. Lagi-lagi gw hoki, karena telat dateng 10 menit aja, udah ga kebagian deh tuh sate kambing.

Surabaya
Sebelum berangkat ke SBY, Astrid udah wanti-wanti kalau SBY itu panaaaas banget... Beda sama Batu dan Malang yang sejuk... Begitu sampe di sana, emang bener sih... Tapiiii, meski panas, langitnya Surabaya bener-bener biruuuuu... Awannya putiiiih... demen banget liatnya :D
Sama halnya dengan orang Jakarta, orang Surabaya amat sangat ribet kalau mau ketemuan. Haha... Mereka tinggal di daerah yang jauh-jauhan dan susah nyari tempat "tengah" buat ketemuan. Mau ketemuan di A, si X ga mau. Mau ketemuan di B, si Y yang gak mau... Alasannya jauh dan macet. Well... maaf ya teman... Tapi, jauh dan macetnya SBY gak ada apa-apanya dibanding Jakarta. Gw pernah jalan sekali dari SBY ujung ke ujung katanya, dan menurut gw itu masih sakit deket. Gw google, jaraknya cuma belasan km. Hehe...
Gw uda wanti-wanti juga sama konco-konco SBY kalo gw ga mau makan makanan mall yang di JKT juga ada. Eh tapi karena 1 hari itu gw mesti ketemuan sama 3 grup orang yang berbeda-beda, akhirnya gw seharian di Tunjungan Plaza :( Nongkrongnya di... Bakerz In... Halahhh... Tapi malem itu akhirnya kita keluar juga sih dan makan bebek goreng HT yang maknyus. Lucunya, si James bisa nyemplung ikutan main sama gw Astrid dan Bobby... Hihi.. gpp seru ada dia.

Overall... Jatim is awesome!!! Gw happy, refreshed, dan kenyang banget di sana... Semoga temen-temen Jatimku gantian main di Jakarta yaaa..

C

Thursday, August 1, 2013

Suka-suka freelancing: jual diri dan maintain clients

Back in May, I wrote a blog about money problem. Gw mulai track expenses gw (yang lumayan rapi meskipun sederhana) dari bulan April hingga sekarang. Alhasil, ketika bulan Juli berakhir, gw udah bisa melihat fluktuasi keuangan gw selama 4 bulan terakhir gw jadi full time freelancer.

Sebelum gw mulai track spending itu, gw baru balik dari Thailand dan mulai freelancing. Selama 4 bulan ini juga, gw ada 1 trip besar ke Beijing di mana gw berhenti bekerja sama sekali. Sekarang, gw nulis blog ini dari rumah sodara gw di Malang. Intinya, 4 bulan ini (dan pada tahun ini tepatnya), gw banyak kerja dan banyak mainnya! Untuk bagian mainnya itu, gak make duit dari cashflow 4 bulan ini koq. Jadi sebenernya, cashflow gw itu ga bisa menggambarkan keadaan keuangan gw yang sesungguhnya.

Tapi dari 4 bulan ini gw udah melihat kenaikan pemasukan yang signifikan. Thanks to my beloved clients yang sekarang kayaknya lagi pada bobo semua. Alhasil, gw jadi ketar-ketir sendiri. Belom bisa dibilang stabil. But fear not, rejeki pasti ada aja, gw yakin itu.

Here, gw mo ngomongin sedikit soal "jual diri". Baik itu "jual diri" buat dihire orang (full time employment), atau cari-cari klien. Jual diri di sini hendaknya tidak membawa konotasi negatif ya. Kenapa? Soalnya kita memang literally menjual skill kita dan klien/employer harus membayar sepadan dengan apa yang kita jual, atau sesuai negosiasi dan kesepakatan bersama. Anggep aja kita jual mobil. Kalo mobil kita BMW, jangan mau cuma dibayar seharga Avanza. Dan kalau kita punya Avanza, jangan minta bayaran BMW. Selain itu, kita jual diri bukan karena kita DOANG yang butuh, tapi dua-duanya sama butuh. Jadi gw paling anti tuh, sama employer/klien yang blagu. Memang bener sih, as a start, sebagai fresh graduate, anggeplah kita lagi "magang". Tapi kalo kita udah punya pengalaman, hey, we have bills to pay. Jangan mau selamanya dikelabui dengan kata "belajar".

Ini bukan berarti sombong loh ya. Gw masih level Innova koq - belom BMW, tapi udah sedikit di atas Avanza. Sometimes, gw masih dibayar dengan tarif yang cukup minim dan gw terima, karena beberapa pertimbangan. Antara lain: tingkat kesulitan yang rendah dan tingkat keasyikan yang tinggi. Kalau dua itu udah digabungkan, happy banget deh. Lebih baik dapet project yang kayak gitu daripada yang bayarannya tinggi tapi stress.

Nah ketika satu project udah selesai, invoice sudah dibayar, kedua belah pihak sama-sama puas... Trus gimana?

Cari klien baru itu ga gampang. Nyarinya udah susah, PDKTnya lebih susah lagi, nge-golin projectnya lebih lebih lebih susah lagi! Maka, sembari pelan-pelan cari-cari dan PDKT, kita harus maintain relationship sama klien lama dan keep the ball rolling... alias tetep terima project dari mereka.

Gw pernah beberapa kali coba jualan dan gw ambil kesimpulan kalo gw ga pinter jualan, karena... gw ga pinter menawar-nawari orang untuk beli barang jualan gw. Risih rasanya. Tapi sekarang, mau ga mau ngelakuin itu, dan yang dijual adalah... diri gw sendiri.

Meski gw risih nawar-nawarin orang, tapi gw ga risih koq ditawar-tawarin (asal ga terlalu agresif dan maksa yah). Maka, gw berkesimpulan lagi kalau orang gak risih gw tawar-tawarin selama gwnya sopan. So, halo-halolah gw ke existing clients. Meski mereka lagi ga ada job baru, setidaknya mereka inget ada gw dan gw ga dilupakan! Dan kalau misalnya dibilang, "oh lagi belom ada nih, bulan depan ya..." Dan di bulan depan kunjung tidak ada kabar, maka sah-sah aja kalau nanya sekali lagi.

Untuk dapat melakukan itu semua, terlebih dahulu gw harus menyelesaikan project yang sudah-sudah dengan baik, supaya mereka mau pake gw lagi! Terkadang gw harus jadi "yes man" tanpa jadi kerbau yang dicucuk hidungnya. Tapi untungnya klien gw baik-baik, ga sampe abuse gw. Makanya gw bersyukur banget :) Gw sering denger sama temen-temen freelancer lain (yang mostly adalah graphic designer) yang dibikin hampir gila karena client mereka yang banyak maunya.

Selain bikin cashflow bulanan, gw juga bikin proyeksi pemasukan bulan ini. So far, karena kepotong lebaran, August is not looking good. Udah halo-halo sama mereka juga mereka bilangnya "nanti ya abis lebaran dikabarin". Hahahay... meanwhile, enjoy Malang dulu deh. :)

Anyway, kalo ada yang butuh penerjemah Mandarin, penulis, language tutor (Bahasa Indonesia/Mandarin), feel free to contact me at cindykusuma88 at yahoo dot com . *teteup jual diri*

August please be nice! :)

Cindy