Ocehan-ocehan saya :)

Tuesday, October 22, 2013

My Money

To be honest, selama kurang lebih setengah tahun belakangan ini, gw sedikit obsessed sama yang namanya uang, tapi semoga masih dalam tahap kewajaran.

Kalau denger yang namanya "terobsesi sama uang", mungkin kesannya gw itu orang yang gila banget cari duitnya, kerja siang malam, dan cenderung menghalalkan segala cara buat dapetin uang sebanyak-banyaknya. Tapi kalo gw, lebih kayak "terobsesi mengatur uang (yang ga seberapa)". Ini adalah buah penyesalan karena ketika penghasilan gw dari 1st job gw di Beijing itu lumayan, I didn't manage it well, jadi uang itu gak dialokasikan dengan baik.

Kedua, gw terpengaruh sama PF (personal finance) bloggers, terutama PF bloggers luar. Gw jadi tau apa yang namanya itu frugal, budget, thrifty, dll... Yang semua intinya kurang lebih cerdik dalam memakai uang dan membebaskan diri dari jeratan hutang, baik itu hutang kartu kredit maupun student loan.

Yang ketiga, gw terpengaruh sama para penggila dunia finance. Saat gw masih kuliah, gw bingung kenapa orang bisa ngerti (let alone tertarik) sama yang namanya dunia finance maupun saham. Sekarang gw sih juga gak gila-gila amat, tapi gw mulai tertarik dan mulai belajar, hence mulai ngerti. Gw sendiri pun mulai menginvestasikan seiprit dari seiprit duit gw dan berharap memetik hasilnya dalam waktu dekat atau kelak nanti.

Selain mencemplungkan diri jadi investor (ceile), gw juga jadi punya cashflow yang sederhana namun rapi (dan bisa dipahami oleh diri gw sendiri). Ini semua karena selama gw kerja di Indonesia, gw ga pernah yang namanya bisa nabung. Gw menyangka karena lifestyle yang kurang sesuai sama pemasukan gw saat itu. Sekarang, puji Tuhan gw udah bisa menyetel lifestyle gw dan menaikkan pemasukan gw sekarang. Apalagi sekarang pemasukan gw gak tentu. Di bulan-bulan baik (meski belum pernah mencapai target gw), pemasukan gw bisa 2x lipat dibanding bulan-bulan jelek (biasanya bulan yang banyak liburnya). Kata perencana keuangan, seorang freelancer harus punya dana darurat sebesar 6 kali expense bulanannya. Heg... Ini semua untuk mengantisipasi bulan-bulan jelek itu.

Investasi udah, punya cashflow udah, menyetel lifestyle udah, menaikkan pemasukan juga udah.... Tapi, gw masih punya banyak PR. Gw belum punya asuransi kesehatan, gw belom bisa disiplin ngikutin budget dan nyatetin pemasukan dan pengeluaran sehari-hari, gw belom punya rumah (hehehe)...

Sekarang yang bisa gw lakukan adalah lebih menyeimbangkan spending, mana yang perlu dan mana yang butuh. 2 minggu lalu gw nonton Jay Chou dengan membayar tiket yang sangat mahal, tapi gw punya sepatu udah jelek banget gak beli-beli yang baru! Gw juga suka tiba-tiba "kalap" ngeluarin duit... Kayak gw yang biasanya isi bensin premium, bisa tiba-tiba melipir ke Shell dan beli V Power, tapi ada saatnya juga gw gak rela bayar parkir lebih mahal dikit... Ini dia PR gw satu lagi, yaitu menyeimbangkan hal-hal semacam ini. Karena yang terpenting itu bukan uang di dompet atau tabungan, melainkan peace of mind. Gw ga mau juga gara-gara bayar parkir kemahalan 4.000 trus ngegerundel berjam-jam. Ga mau juga kaki sakit karena pakai sepatu yang udah bapuk. Justru di sinilah uang gw harus dipakai dengan bijak.

Kalo rezeki (pemasukan) Tuhan yang atur, pengeluaran tetep manusia yang atur. Jangan Tuhan kasih 100, kita maunya spend 500. Salah sendiri itu.

Stay rich at your heart and always be grateful

C

Friday, October 18, 2013

Berdamai dengan musuh terbesar

Bagi yang ngikutin blog ini dan kenal gw secara personal, mungkin tahu kalau 2013 itu bukanlah tahun yang mudah buat gw. Keterpa badai dan angin di hidup ini itu biasa, tapi di awal tahun 2013, gw kena tsunami besar-besaran dan gw hancur berantakan. Orang yang kena tsunami secara harafiah itu ada 2 kemungkinan: die or survive. I didn't die, and people say: what doesn't kill you, only makes you stronger. Dan setelah berbulan-bulan hancur, marah, putus asa, akhirnya gw mulai melihat titik terangnya, yang bisa bikin gw semakin kuat. 

Ini bukan mau ngasih motivasi atau inspirasi ke siapapun, gw cuma simply ceritain pengalaman pribadi gw aja. 

They say, only time can heal you. Itu benar. Kita gak bisa "maksain" apapun. Saat kita lagi down, orang suruh kita "cari" distraction, baik itu kerja, jalan-jalan, atau pacar baru. I tried to do that, kerja gila HANYA UNTUK distract myself, jalan-jalan HANYA UNTUK distract myself. Hasilnya? Kerjaan ga beres, jalan-jalan ga enjoy. Malah gw dicomplain sama client/temen jalan-jalan kita. 

Saran gw adalah: terima saja. Admit that you made a mistake. Larutlah di dalam penyesalan dan kesedihan kalau memang perlu. Di saat seperti ini, biasanya orang yang paling dibenci dan disalahkan bukannya orang yang telah menyakiti hati gw, bukan juga Tuhan, bukan juga teman-teman yang menghibur gw baik itu tulus maupun pura-pura. Orang yang paling gw benci adalah: diri gw sendiri. Dan ketika gw berdamai sama diri gw sendiri, gw baru bisa berdamai sama segala sesuatu yang ada di sekeliling gw. 

Meski ini adalah "between me and myself",gw bisa minta bantuan orang-orang sekitar. Gw bisa minta bantuan Tuhan secara langsung, minta bantuan "pembimbing rohani" untuk didoain dan diberi wejangan, atau minta temen-temen gw yang konyol untuk bikin gw ketawa. 

Dan ketika gw gak lagi ngerasa tertohok di hati ketika mengingat/mendengar penyebab luka hati itu, ketika gw bisa menerima kekalahan, memaafkan diri sendiri, hal-hal baik barulah bisa terjadi. Hal-hal baik itu bukannya baru terjadi, tapi sebenarnya udah ada dari sananya, tapi gwnyalah yang bisa menerima mereka kembali. Matahari masih terbit tepat waktu setiap harinya, kok. 

Saat tahun 2013 ini belum berakhir aja, gw langsung ngecap kalau tahun ini bisa jadi salah satu tahun terburuk di kehidupan gw. Tapi  hey, mungkin ini juga salah satu tahun terbaik di hidup gw. Tahun ini, gw ambill loncatan besar di karir gw. I will highlight 2013 and write down "THE YEAR I LEFT MY JOB AND BECOME FULL-TIME FREELANCER". Tahun ini pertama kalinya gw trip ke luar kota sama sahabat-sahabat gw. Tahun ini, pertama kalinya gw ngeliat Jay Chou konser di Jakarta. Tahun ini pertama kalinya gw menerjemahkan buku, dan lain-lain yang mungkin sudah terlupakan tapi meninggalkan bekas manis di hati dan benak gw. 

Apakah gw bersyukur gw kena tsunami? Jujur aja, belum bisa. Apa gw berharap tsunami itu tidak pernah terjadi sama sekali? Nggak juga. Tapi, apakah semua itu penting? Itu semua udah terjadi dan sudah berlalu, meskipun terdengar sangat klise, lebih baik gw fokus sama saat ini dan masa mendatang. Satu hal yang pasti, karena gw udah pernah kena tsunami, maka badai-badai kecil mungkin bisa dihadapi dengan lebih siap dan kuat.

Rumah gw yang hancur kena tsunami udah dibangun kembali 70%. Kalo proses renovasinya udah selesai, mungkin rumah itu bisa 2 kali lebih besar dan lebih indah daripada sebelum kena tsunami. Amin.... 

Bless you

Cindy

Wednesday, October 9, 2013

Tourists vs Travelers

"Tourists don't know where they've been, travelers don't know where they're going." ~ Paul Theroux

Keluarga gw ga bisa dibilang kaya raya, tapi Puji Tuhan, bokap gw tahu cara enjoy life dengan uang yang dia punya. Dari sejak gw umur 3 tahun sampai menjelang krismon tahun 1998, hampir tiap tahun gw pergi ke luar kota maupun negeri, termasuk ke Eropa dan Amerika! Gw masih amazed kalau ternyata gw pernah pergi ke 2 tempat itu, yang sekarang kalau dibayangkan harganya, hiiy... rasanya fantastis banget.

Rumah kami biasa-biasa aja, mobil di rumah termasuk mobil "sejuta umat", bonyok hidup sederhana, tapi kami udah pernah ke banyak tempat, dan itu sebuah kebanggaan sendiri buat gw.

Sehabis krismon, kami ga pernah pergi jauh-jauh, yang terjauh mungkin Melbourne dan Beijing, itu pun karena kedua anak kuliah di sana. Sisanya, traveling cuma sebatas Singapura, Malaysia, dan dalam negeri. Tapi itu pun menyenangkan koq! :)

Sekarang banyak orang yang jadi "full time traveler" atau "travel writer", seru yah! Gw juga pengen banget, tapi belum bisa sampai ke sana karena gw masih banyak "alergi", dan masih kebiasaan malas-malasan dan bangun siang, apalagi kalau hotelnya enak! Yang jelas, gw bukan tergolong pelancong yang "turis banget" karena:
1. Gw ga begitu suka beli souvenir macam kaos, magnet, dan gantungan kunci.
2. Gw peduli akan budaya dan kebiasaan lokal, bukan cuma menelan apa yang tersedia dalam itinerary mentah-mentah (dan lupa blas setelah beberapa hari).
3. Gw foto-foto seperlunya aja, dan kalau udah gw rasa cukup, gw simpen kamera HP gw dan enjoy pemandangan/keadaan. (although gw mengakui, sejak punya gadget baru, gw jadi lebih terobsesi dengan foto-foto).
4. Gw don't mind kalo ga pergi ke tempat "must see"-nya (kalo gw emang ga minat-minat amat), gw lebih suka ngelakuin sesuatu yang "local". Waktu gw ke Batu, gw lebih prefer bantuin di pasar daripada masuk ke tempat wisata.
5. Gw HARUS cobain semua makanan wajib, terutama yang ga bisa gw temukan di tempat lain. Gw berusaha keras untuk ga pilih-pilih makanan. Waktu di Dalian, China, gw makan cumi terus, padahal biasanya gw ga doyan. Hehe...
6. Gw harus ngobrol sama orang local, atau sesama turis dan share apa kesan gw terhadap tempat itu.
7. Di China, gw harus cobain setiap bir lokal. Di Indonesia, gw cobain kopi/soto/bakmi lokal.

etc etc...

Entry ini untuk mengakhiri "traveling season 2013" gw. Sepanjang tahun ini, gw 2x trip besar ke luar negeri (Thailand and China), dan 2x trip kecil (Malang and Makassar). Gw pergi dengan orang yang berbeda-beda dengan pengalaman yang berbeda-beda pula. Sampe sekarang sih, belum ada rencana traveling lagi sampai akhir tahun ini, but we'll see... Sometimes opportunity comes unexpectedly.

Abis ini, mau tulis tentang Makassar! It was a fun trip. :)

CK