Ocehan-ocehan saya :)

Sunday, May 8, 2011

Cara menikmati karya orang aneh seperti Lady Gaga

Sebelom gue liat video klipnya, gue udah bilang dalam hati: rasain loe, tinggal tunggu disamber geledek aja.

Dan sesudah gue liat videonya, gue malah jadi bingung sendiri. Rasanya ga ada yang terribly wrong dengan itu. Malah harus gue akuin, itu video klip yang sangat bagus. Mungkin karena belakangan gue jadi lebih relijius jadi gue malah menikmatinya. Mulai dari 12 rasul yang digambarkan lagi naik Harley dengan nama mereka di jaket kulitnya, sampai Yesus dengan mahkota duri-Nya yang sangat simbolis.

Trus banyak adegan2 yang mirip sama di Alkitab juga, seperti: pembasuhan kaki, trus si Mary Magdalene (meski tidak terbukti) dirajam di akhir MV, dan kiss of Judas.

Lalu gara2 cici gue jadi ngeliat ada 1 website tentang conspiracy gitu, dan gue spend most of my weekend ngeliatin konspirasi di lagu2 pop, kematian Princess Diana, dlsb.

Semoga gue ga jadi gila abis ini.

Have a nice week ahead

Cindy

Friday, May 6, 2011

Which one of these will you say to God when you meet Him in Heaven?

Mem-follow up blog gue dua bulan lalu, gue berusaha menjelaskan 2 hal yang bertolak belakang sekali lagi. Waktu itu mungkin gue nulisnya terburu-buru jadi ga jelas... hehe

Jadi begini... Kita sebagai generasi muda yang penuh semangat dan ambisi selalu ingin yang terbaik untuk diri kita sendiri. Kita mengejar karir, kedudukan sosial, kekayaan, dan kebahagiaan dalam hidup. Ini semua sangat wajar, apalagi kita tahu kalo "hidup cuma sekali". Semua kesusahan kita akan worth it dan "indah pada waktunya".

TAPI! Si pengkotbah yang bilang "semua akan indah pada waktunya" di awal kitabnya malah bilang: semua sia-sia. Air sungai mengalir ke laut dan laut tidak jadi penuh. Matahari terbit pagi hari dan tenggelam di sore hari. Dan begituuuuu terus setiap hari sampe beratus-ratus tahun. St. Paulus juga bilang: nubuat, pengetahuan, dan bahasa roh akan berakhir.

So, buat apa...?

Buat apa duit banyak? Ga dibawa mati. Buat apa diterima di masyarakat? Ga dibawa mati. Pertanyaan yang mirip adalah: loe lebih mentingin proses atau mentingin hasil? Kalau makan, lebih mentingin makan enak ato perut kenyang?

Setelah berpikir dan berdiskusi dengan teman-teman, kesimpulannya yang gue dapet adalah: tujuan kita adalah makan kenyang. mau kenyang pake bubur or pake steak? Kalo loe sama kayak gue, pecinta daging dan benci yang tawar-tawar, loe pasti tau jawabannya. :)

So, live your life to the fullest. Itu wajib. :) Konyol juga kalau kita udah dikasih hidup selama 70+ tahun (amin), pas kita pulang ke rumah kita yang sebenarnya, kita bilang ke penjaga pintu surga: hidup gue... okelah.. temen ada beberapa... tapi gue ga ada prestasi apa2... ga pernah melihat dunia... gue jalani hari gue begitu-begitu aja sampe ajal menjemput gue. Kthxbai! Let me in!

Tapi, bedakan dengan kalau kita menghadap Bapa dan kita bilang: "Thank You! Hidup yang Kamu anugerahkan sangatlah indah dan berarti! Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman! Sekarang aku siap menempuh hidup baru yang kekal bersamaMu di rumahku yang sejati."

Pilih mana?

Take a risk, take a chance, make a change, don't give up easily and be brave

GBU

Cindy

Monday, May 2, 2011

Oh yes Tianjin!

Tepat di tanggal 1 Mei 2011, hari buruh sedunia, 4 tahun setelah perjalanan gue ke Qingdao, berangkatlah gue dengan 3 cewe centil lainnya (Stella, Thia, Nita) ke Tianjin. Cuma berempat doank karena yang lain ngga mau karena ada acara lain (sangat bisa dimengerti and I'm cool), atau mau tapi terlalu ribet jadi gue anggep ga mau aja (ama siapa aja? biayanya berapa? kalo ga nginep gue mau deh...)

Janjian di stasiun jem 9 pagi, kereta paling awal yang masih ada tempat duduk jam 10.00. Okelah, nongkrong dulu di SPR Coffee yang mas2nya jutek. Trus jem 10.30 sudah dengan selamat sampai di Tianjin Station dan jem 11.00 pas udah duduk manis di atas taksi menuju ke Xikai Church. Dalem ati gue mikir udah pasti ga keburu misa (karena taunya jem 11), tapi ternyata pas banget, mulainya jam 11.30! Misanya enak, gerejanya bagus, dan anak Indo-nya ramah2... (satu hal yang perlu ditiru anak Indo di Beijing). Yang surprise juga, ada romo Indo yang pelayanan di sana.

Abis itu kita lunch di 1 restoran Jepang di 1 mall baru, lagi promosi gila-gilaan so 1 paket besar cuma 98 kuai (original price: 274). Isinya ada nasi, sushi, udon, sate2an, dlsb. Cukup untuk makan kenyang 4 cewe.

Sesudah itu meluncurlah kita ke Tianjin Eye. Meski agak mahal, tapi kita naik juga. Gue suka aja bisa nyantai dan liat pemandangan indah di Tianjin. 1 puteran yang cuma 30 menit itu rasanya cepet banget karena kita heboh sendiri foto2 di dalem.

Abis itu kita balik lagi ke daerah city, ke Italian style town. Unik sih tempatnya, banyak resto-resto dan toko-toko bergaya Eropa gitu. Kita sempet nongkrong makan gelato batangan yang harganya cuma 5 kuai satunya (!) Setelah puas berfoto ria, kita nyebrang sungai ke Baihuo Dalou, daerah pedestrian street gitu dan masuk beberapa toko dan makan French Fries di McD (teteup)... Abis itu kita jalan balik lagi ke Italian style town buat dinner di Trattoria Italiana yang mahal dan ga gitu enak dan akhirnya kita naik taksi ke stasiun dan pulanglah kita ke Beijing naik kereta jam 21.00.

Overall, gue sangat puas sama Tianjin. Taksi dan makanan relatif murah, dan kotanya sendiri sangat cantik karena ada sungainya. Gue jadi berpikir, 1 kota itu cantik banget kalau ada sungainya, rasanya ga perlu terlalu banyak effort tapi udah bisa cantik. Liat aja Shanghai, Hong Kong, Singapore, and of course Tianjin. Beijing juga punya sih, di Tonghuihe. Pada ga tau kan di mana? Itu adanya tenggelam di belakang gedung-gedung menjulang di daerah Guomao. Dia pas banget melintasi belakangnya komplek Jianwai SOHO.

Untuk tempat pariwisatanya, emang nothing too spectacular or special. Tapi gue bisa ngebayangin tinggal (menetap) di Tianjin. Shopping malls and tempat nongkrong ada, gereja misa bahasa Inggris ada, subway ada dan terus berkembang, tempat-tempat cantik ada, bandara ada, ke Beijing cuma 30 menit naik kereta.

Overall, a nice experience and getaway just for one day, away from the crazy Beijing.

:)

Cindy