Setelah "Passion", keyword yang paling sering muncul dalam gombalannya motivator adalah: step out from your comfort zone. Unlike "passion", di mana gw setuju tentang pernyataan: follow your passion, kali ini gw ga setuju dengan ajakan untuk senantiasa keluar dari comfort zone.
Kenapa kita harus keluar dari comfort zone? Seolah itu adalah zona yang mengerikan. Lho? bukannya kebalikannya?
Para motivator beralasan kalau comfort zone bisa bikin kita males dan tidak produktif, maka dari itu, kita harus senantiasa keluar dari zona nyaman untuk memberi tantangan pada diri sendiri.
Yang setuju katakan amin, yang ga setuju katakan bullshit.
"Bullshiiiiit..."
Kalo lo ada di uncomfort zone, apa lo bisa kerja dengan maksimal? Apa lo bisa happy maksimal? Contohnya... Gw tipe orang yang kalau kerja harus heniiiiing. Dengan begini, berarti gw dihadapkan pada dua pilihan, yaitu: membiasakan diri dengan kebisingan, atau mencari waktu hening untuk bekerja. For me, gw akan lebih senang, happy, dan produktif jika bisa kerja di tempat yang hening. Kalau ada yang menghimbau gw untuk keluar dari comfort zone dan membiasakan diri dengan kebisingan, wah... no thanks deh. Karena itu akan jadi extra work for me. Tadinya yang cuma harus get the work done, jadi harus membiasakan diri di kondisi tidak nyaman + get the work done.
Sekarang gw ini lagi ada di uncomfort zone gw yang banget-banget. Setiap hari gw complain dan gw yakin udah banyak yang eneg, termasuk diri gw sendiri. Gw ga mau membiarkan diri sendiri terus menerus berasa tersiksa. Alhasil, gw struggle, dan terus berjuang untuk mencapai comfort zone gw. Surga di bumi ini.
Ya iyalah, ada yang enak, ngapain susah? :P
Beberapa orang mungkin akan berkomentar: yah elo enak, bisa gini gitu gini gitu. Kita stuck di uncomfort zone bukannya mau menantang diri, tapi terpaksa. Untuk ini, gw punya pesan yang berlawanan dengan motivator: hai kawan, keluarlah dari uncomfort zone-mu, segera!
Tapi, apapun keadaan kita, baik di comfort zone maupun di uncomfort zone, jangan lupa quote terkenal ini (yang gw ga tau sapa yang buat): "Jadilah cukuplah puas untuk tahu bersyukur. Jadilah tidak cukup puas untuk selalu mencari yang lebih baik".
Bless you all :)
C
Kenapa kita harus keluar dari comfort zone? Seolah itu adalah zona yang mengerikan. Lho? bukannya kebalikannya?
Para motivator beralasan kalau comfort zone bisa bikin kita males dan tidak produktif, maka dari itu, kita harus senantiasa keluar dari zona nyaman untuk memberi tantangan pada diri sendiri.
Yang setuju katakan amin, yang ga setuju katakan bullshit.
"Bullshiiiiit..."
Kalo lo ada di uncomfort zone, apa lo bisa kerja dengan maksimal? Apa lo bisa happy maksimal? Contohnya... Gw tipe orang yang kalau kerja harus heniiiiing. Dengan begini, berarti gw dihadapkan pada dua pilihan, yaitu: membiasakan diri dengan kebisingan, atau mencari waktu hening untuk bekerja. For me, gw akan lebih senang, happy, dan produktif jika bisa kerja di tempat yang hening. Kalau ada yang menghimbau gw untuk keluar dari comfort zone dan membiasakan diri dengan kebisingan, wah... no thanks deh. Karena itu akan jadi extra work for me. Tadinya yang cuma harus get the work done, jadi harus membiasakan diri di kondisi tidak nyaman + get the work done.
Sekarang gw ini lagi ada di uncomfort zone gw yang banget-banget. Setiap hari gw complain dan gw yakin udah banyak yang eneg, termasuk diri gw sendiri. Gw ga mau membiarkan diri sendiri terus menerus berasa tersiksa. Alhasil, gw struggle, dan terus berjuang untuk mencapai comfort zone gw. Surga di bumi ini.
Ya iyalah, ada yang enak, ngapain susah? :P
Beberapa orang mungkin akan berkomentar: yah elo enak, bisa gini gitu gini gitu. Kita stuck di uncomfort zone bukannya mau menantang diri, tapi terpaksa. Untuk ini, gw punya pesan yang berlawanan dengan motivator: hai kawan, keluarlah dari uncomfort zone-mu, segera!
Tapi, apapun keadaan kita, baik di comfort zone maupun di uncomfort zone, jangan lupa quote terkenal ini (yang gw ga tau sapa yang buat): "Jadilah cukuplah puas untuk tahu bersyukur. Jadilah tidak cukup puas untuk selalu mencari yang lebih baik".
Bless you all :)
C
0 comments:
Post a Comment