Gila. 6 April 2015. Tahun 2015 baru berjalan 3 bulan lebih dikit, tapi emosi dan perasaan gue udah naik turun gila banget kayak naik rollercoaster (metafora klise, tapi gak kepikiran perumpamaan lain yang lebih pas). Sekarang di depan mata gue ada setumpuk pekerjaan yang urgent, semuanya priority, semuanya ribet, dan gue cuma bengong doang, berharap ini semua cepet selesai. Perjalanan menjadi dewasa emang gak mudah. Berlian kudu dipoles poles poles terus baru bisa kinclong. Dibandingkan dengan tahun 2014 yang relatif mulus semua, tiga bulan pertama di tahun 2015 itu jauh, jauh lebih menantang.
Dalam 96 hari ini, gue harus mengalami a pretty ugly breakup, harus closure sama beberapa orang, ngambil keputusan untuk break sementara dari sesuatu, ngambil keputusan besar untuk melakukan perjalanan (dua pula!), mengalami penolakan, my aunt died, dapet kabar mantan mau nikah (good for you), NGALAH LAGI DAN LAGI, ribet ngurusin visa ini itu, mempertanyakan hidup ini, sampe sebuah project yang kalo sampe goal bisa mengubah hidup gue selamanya. Ehm. Rada lebay, tapi ya bisa dibilang milestone yang besar lah.
Sempet ngalamin depresi seperti 2-3 tahun yang lalu. Rasanya? Menjijikan. Memuakkan. Entah sekarang ini gue udah ngelewatinnya atau belom. Semoga udah.
Gue biasain untuk selalu share apa pun kepenatan gue pada orang-orang terdekat. Tapi belakangan gue gak enak ati juga karena mereka juga punya kehidupan sendiri. Even kalo kita punya pasangan hidup pun, kerjaan mereka bukan ngurusin kita doang.
It's every man for himself. 2-3 tahun lalu, depresi membuat gue lebih tegar menghadapi semuanya sendiri. Tahun lalu gue keenakan dan agak lupa sama keahlian itu. Sekarang gue mesti inget-inget lagi gimana caranya.
Dalam 96 hari ini, gue harus mengalami a pretty ugly breakup, harus closure sama beberapa orang, ngambil keputusan untuk break sementara dari sesuatu, ngambil keputusan besar untuk melakukan perjalanan (dua pula!), mengalami penolakan, my aunt died, dapet kabar mantan mau nikah (good for you), NGALAH LAGI DAN LAGI, ribet ngurusin visa ini itu, mempertanyakan hidup ini, sampe sebuah project yang kalo sampe goal bisa mengubah hidup gue selamanya. Ehm. Rada lebay, tapi ya bisa dibilang milestone yang besar lah.
Sempet ngalamin depresi seperti 2-3 tahun yang lalu. Rasanya? Menjijikan. Memuakkan. Entah sekarang ini gue udah ngelewatinnya atau belom. Semoga udah.
Gue biasain untuk selalu share apa pun kepenatan gue pada orang-orang terdekat. Tapi belakangan gue gak enak ati juga karena mereka juga punya kehidupan sendiri. Even kalo kita punya pasangan hidup pun, kerjaan mereka bukan ngurusin kita doang.
It's every man for himself. 2-3 tahun lalu, depresi membuat gue lebih tegar menghadapi semuanya sendiri. Tahun lalu gue keenakan dan agak lupa sama keahlian itu. Sekarang gue mesti inget-inget lagi gimana caranya.
3 comments:
Kok yang lagi kita rasain sama ya ci?? :"(
Sini peluk dulu, biar kamu gak pernah merasa kalo kamu sendirian :")
*peluk ipeh*
Hai ! :) ,,, ini pertama kunjungan saya ke blog Anda, artikel ini yang sudah saya baca dan cukup memberi inspirasi dan wawasan, terimakasih atas postingannya dan ditunggu update-an berikutnya :)
Oiya saya dari www.campaign.com sebuah platform kompetisi dimana banyak sekali hadiahnya kalo kamu mau mampir dan mencoba peruntungan untuk hadiahnya silahkan saja, buruan yaa soalnya banyak hadiahnyaaa :D
www.campaign.com
Post a Comment