pertanyaan yang dilematis:
1. apakah kita harus selalu jadi diri kita sendiri alias jadi orang yang berpendirian
atau kita harus fleksibel sesuai keadaan?
2. apakah kita harus punya ciri khas sendiri (misalnya jadi orang yang jutek, ceria, tukang marah2, tegas, dll)
atau kita harus terus jadi dewasa (alias kalau yang suka marah2 jadi lebih sabar dll)?
sebenernya dua pertanyaan di atas kurang lebih sama, bedanya cuma di waktu jangka panjang atau jangka pendek. kalau tanya ke orang2 pasti jawabannya "tergantung sikon", yaealah... gw juga tau, ngapain gw nanya kalau kayak gitu...
tapi gw sendiri punya jawaban sendiri. menurut gue untuk jangka panjang, kita tetep harus berprinsip dan apa adanya, kalau untuk jangka pendek kita harus fleksibel. karena seperti kata pepatah: 計劃趕不上變化 yang artinya perubahan datang lebih cepat dari rencana. jadi udah rencana cape2, biasanya ujung2nya juga berubah, oleh sebab itu kita harus bisa terbiasa akan hal ini. apalagi tinggal di jakarta yang macet, rencana bisa buyar semua.
tapi untuk jangka panjang (yang berarti sampai kita mati nanti), lebih baik kita punya karakter yang kuat. seperti diri gue sendiri yang bawel dan jutek ini. memang kita harus berubah jadi lebih baik, jangan serta merta jutekin orang. tapi ternyata sifat gue yang jutek ini juga menjadi sebuah karakter gue sendiri yang menentukan. gue diandalkan orang untuk menyelesaikan masalah dan cocok untuk berhubungan dengan orang2 yang phlegmatis. kalo di dunia ini ga ada orang jutek, emangnya dunia langsung jadi damai sejahtera? belom tentu...
***
nah ini kan untuk eksternal alias public relation, tapi kalo untuk diri sendiri?
kata orang musuh paling besar adalah diri sendiri, bahkan kata orang, kadang2 orang yang paling ga memahami diri sendiri yaaa diri sendirilah!
gue juga bingung dan dilema.
gue tau banyak suami istri di dunia ini yang gak akur, tapi mereka gak mau cerai. alasannya? udah kebiasaan ada dia, kalo ga ada dia jadi aneh. gue sih ngga anggep itu stupid, malah itu satu hal yang sangat wajar.
nah itu kan mereka... kalo gue malah ngerasanya, udah kelamaan single, pasti aneh kalo punya cowo lagi. apalagi punya suami.
meski banyak cewe (termasuk gw) yang menganggap menikah itu indah dan manis terus, gue mulai ngeliat ke dalemnya, masalah2 yang begitu kompleks, dan membandingkannya dengan keadaan gue sekarang yang bebas lepas.
gue masih cupu, masih childish banget. rasanya belom siap. ada temen gue yang mau nikah secepatnya, kalau bisa besok. gue sering pengen tanya ke dia: yakin? stuck sama 1 orang untuk selama-lamanya sampai lo mati nanti 50 taon lagi? yeah mungkin skrg lo pacaran sama dia hepi2 terus, palingan berantem2 dikit. tapi kalo udah mengarungi bahtera rumah tangga? kalau ketemu masalah ekonomi? masalah keluarga? masalah keyakinan? perbedaan pendapat?
kalo nonton spiderman aja gue bisa punya plan dari A sampe Z, untuk ini gue pasrah aja.
kalo dibaca blog ini, yang atas sama yang bawah gak nyambung. yaudahlah ya, namanya juga orang lagi galau.
CK